Antara Edukatif Atau Informatif
Sebuah media promo pada Print ad pada khususnya, adalah media dimana dia
akan mengaktivasi orang yang akan disapanya. Ada dua jenis katagori
disini dalam menyajikan sebuah materi untuk design tersebut.
Pengalaman yang saya jalani pada royan studio
dalam membuat design untuk sebuah brosur sekalipun, saya tetap
memerlukan satu materi design yang sangat terencana. Apa materi yang
ingin disampaikan kepada audiencenya.
Jika kita melihat pada gambar yang saya foto diatas, itu menampakkan
sebuah brosur yang bersifat informatif. Karena disana sang RS. Mulya ini
hanya menampilkan Jadwal dokter dan beberapa tagline tentang rumah
sakit itu.
Perbedaan informatif dan edukatif adalah, sebuah pesan yang edukatif
mereka akan memberikan sebuah pengetahuan tentang bahayanya sebuah
gangguan saraf motorik pada otak ...... Saya pernah mengerjakan materi
promo print ad untuk HODCAA, dimana mereka adalah Dental Care And
Aesthetic.
Materi yang mereka buat itu berjenis Edukatif, dimana mereka menjelaskan
sebuah penjelasan tentang keindahan gigi. Mulai dari pembuatan gigi
sampai dengan bahasa kedokterannya.
Memang dalam hal ini kita harus menjelaskan duduk permasalahanya
terlebih dahulu. Ketika kita berjualan produk yang populer maka kita
memang bisa menggunakan sebuah media promo yang berjenis informasi saja.
Namun untuk beberapa produk yang tidak generik seperti saya melihat
pada brosur diatas, sebuah pelayanan dokter saraf ini memang harus
memerlukan sedikit edukatif.
Kita bisa mencombine antara edukatif dan informatif, dan itu merupakan
cara yang efektif. Jangan sampai salah pesan kepada audiencenya.
Edukatif sedini mungkin lewat brosur yang anda sebarkan, atau salah
persepsi bisa terjadi.
Masih banyak juga sebagian orang yang saya temukan belum mengerti dengan
benar perkara yang satu ini. Alhasil mereka hanya ingin membuat sebuah
brosur yang terkesan hanya memberikan informasi tentang produk mereka.
Mereka anggap produk mereka generik, dan alhasil tidak ada client yang
datang ketempat mereka.
Brosur terkadang hanya dilihat hanya sekedar kertas yang dibagi dan
dibayangkan oleh mereka setelah dibagikan maka akan dibuang. Jika
mempunyai mindset seperti ini mending jangan buat brosur, karena akan
menghabiskan uang Anda.
Berfikirlah bahwa brosur anda akan dibaca sebelum dibuang, dan itu
memastikan bahwa informasi yang ingin anda sampaikan sampai kepada
pembaca atau audience anda. Jika sudah begini maka Informasi tersebut
tetap tinggal dikepala Audience anda walaupun brosurnya dibuang, itu
yang seharusnya ditanamkan didalam mindset Anda.
Berikan informasi yang terbaik untuk Audience anda, agar mereka dalam
hitungan menit mengerti apa yang anda berikan kepada mereka. Karena
dalam sebuah medium print ad untuk brosur ini sangat cepat waktunya.
Berikan Headline yang menarik yang dapat membuat mereka mau membaca
bagian kedua atau halaman selanjutnya. Jika memang bisa, buatlah mereka
agar mau menyimpan brosur yang anda bagikan tersebut masuk kedalam tas
mereka atau folder mereka, itu jauh lebih baik.
Jangan terkesan membuat hal tersebut yang "asal ada" saja. Tapi fikirkan komposisi informasi yang akan anda sampaikan.
Royan royhan
0 komentar:
Posting Komentar