Rabu, 28 November 2012

Komponen untuk Visual Grafis

Komponen untuk Visual Grafis

Visual yang menekankan fungsi tanpa keindahan/estetika akan tidak menarik sehingga tidak komunikatif. "menarik" atau "indah" bisa dinilai dengan menggunakan mata atau dengan hati. 
Anda bisa tertarik dengan pasangan anda karena pandangan pertama jika bukan itu hal yang kedua adalah kepribadiannya (hati). Design bisa menarik karena indah dipandang atau konsepnya yang kreatif, kedua-duanya mempunyai nilai yang kreatif.
Keindahan pada visual lebih menekankan teori pandangan mata kepada sebuah visual sebagai penilaian. Agar menarik mata atau orang sering menyebutkan dengan kalimat eye catching diperlukan pengetahuan tentang unsur/komponen dalam design grafis, antara lain : 
1. Garis
2. Bentuk (shape)
3. Warna, tekstur dan cahaya
4. Ilustrasi / gambar 
5. Huruf / Tipografi 
6. Ruang (space)
Jika dianalogikan dengan makanan, komponen tersebut dianggap sebagai resep (bahan&bumbu) masak. Tidak semua bahan dan bumbu dicampurkan, bisa-bisa orang akan muntah yang memakannya. Begitu pula dengan sebuah komposisi Visual, tidak harus semua komponen untuk sebuah karya visual yang akan dibuat dimasukkan menjadi satu, bisa-bisa orang menganggap anda sedang belajar membuat visual. 
Bahan dan bumbu tersebut sebelum dimasak, harus dipotong, dibersihkan dan diolah terlebih dahulu. Sang koki dengan ilmu memasaknya, akan membuat makanan yang lezat dengan komposisi bumbu tertentu, dalam waktu tertentu dan suhu tertentu. 
Begitu pula pada pembuatan sebuah perencanaan visual, agar visual menarik maka harus diolah sedemikian rupa untuk menjadi satu komposisi layout visual yang menarik. Komposisi layout itu mempunyai prinsip dasar, antara lain : 
1. Keseimbangan 
2. Keserasian / Harmoni
3. Proporsi & Skala
4. Irama 
5. Kesatuan 
Kita harus tahu mana yang ingin di tonjolkan dan mana yang digunakan sebagai penyeimbang dari komposisi layout itu sendiri. Kita tidak bisa membuat semuanya sama berat dan besarnya, agar sang audience (penikmat visual kita) tidak bingung menerima visual yang kita berikan. 
Berkali-kali saya ucapkan pada teori visual ini, harap disediakan sebuah ruang kosong untuk bernafasnya mata dalam melihat satu komposisi layout kita. Dimana dalam teori diatas ada sebuah komponen ruang /  space dan ini memang terbukti bahwa hal tersebut memang harus difikirkan.
Salam kreatif,

Royan royhan

0 komentar:

Posting Komentar

//Neon Lights Text II by G.P.F. (gpf@beta-cc.de) //visit http://www.beta-cc.de //Visit http://www.dynamicdrive.com for this script var message="Terimakasih atas kunjungan anda salam blogger . . .!" var neonbasecolor="gray" var neontextcolor="yellow" var neontextcolor2="#FFFFA8" var flashspeed=100 // speed of flashing in milliseconds var flashingletters=3 // number of letters flashing in neontextcolor var flashingletters2=1 // number of letters flashing in neontextcolor2 (0 to disable) var flashpause=0 // the pause between flash-cycles in milliseconds ///No need to edit below this line///// var n=0 if (document.all||document.getElementById){ document.write('') for (m=0;m'+message.charAt(m)+'') document.write('') } else document.write(message) function crossref(number){ var crossobj=document.all? eval("document.all.neonlight"+number) : document.getElementById("neonlight"+number) return crossobj } function neon(){ //Change all letters to base color if (n==0){ for (m=0;mflashingletters-1) crossref(n-flashingletters).style.color=neontextcolor2 if (n>(flashingletters+flashingletters2)-1) crossref(n-flashingletters-flashingletters2).style.color=neonbasecolor if (n

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews